tag:blogger.com,1999:blog-38585513699134483072024-02-21T12:04:18.710+07:00Pengukuran AntropometriAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/16896181562111002646noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-3858551369913448307.post-42669650321886400152012-12-15T23:38:00.001+07:002012-12-15T23:38:15.491+07:00Ruang Lingkup Antropometri<br />
<div class="MsoNormal">
Antropometri bisa sangat luas terapannya, tergantung pada
pemahaman teoritis ilmuwan untuk mengaplikasikannya. Pemahaman teoritis ini
mencangkup paling tidak ilmu kedokteran, kesehatan, biologi, pertumbuhan, gizi,
dan patologi.<br />
<br />
Antropometri terbagi menjadi antropometri hidup dan antropometri
skeletal-subdental. Hal ini karena antropologi biologis mencangkup rentang
waktu, masa lalu dan masa kini, maka pengukuran dalam antropologi diaplikasikan
ke rangka dan gigi maupun ke badan manusia hidup. Tiga tipe ukuran antropometri
adalah ukuran vertikal, horizontal dan lingkaran. Pada ukuran gigi, 3 ukuran
penting adalah mesiodisal, bukolinual, dan tinggi mahkota. Aplikasi
antropometri mencangkup berbagai bidang karena dapat dipakai untuk menilai
status pertumbuhan, status gizi dan obesitas, identifikasi individu, olahraga,
dan lanjut usia.<br />
<br />
Antropometri untuk identifikasi, misalnya penentuan laki-laki atau perempuan
pada sisa hayat yang hanya berupa tulang. Contohnya, diameter caput humeri dan
fosa glenoidea, dan ukuran-ukuran kepala. Bila panjang fossa glonoidea lebih
dari 32 mm, identifikasi rangka cenderung merujuk pada individu laki-laki
Antropometri pada neonatal dan anak-anak menilai status gizi dan pertumbuhan,
ukuran-ukuran yang penting adalah lingkar kepala, lingkar lengan atas, berat badan,
dan tinggi badan. Hal ini karena ukuran tersebut berkaitan dengan pertumbuhan
besar otak, maturitas tulang dan status gizi. Prinsip pertumbuhan anak adalah
cepahlocaudal dan proximodistal, contohnya, pertumbuhan otak lebih dahulu
optimal dibanding pertumbuhan organ disebelah kaudal otak. Demikian pula
truncus lebih optimal pertumbuhannya dibandingkan tungkai. Pengetahuan ini
merefleksikan mengapa ukuran lingkar kepala lebih penting daripada lingkar
paha, misalnya, dalam menilai status pertumbuhan anak.<br />
<br />
Antropometri pada remaja menilai pertumbuhan remaja dalam hal maturitas
skeletal dan dental, dan badan seiring dengan 5 macam pertumbuhan lainnya
meliputi pertumbuhan kognitif, spirutual, hubungan dengan keluarga, hubungan
sosial dan emosional. Adanya gangguan karena trauma/jejas/injuri pada satu
aspek perkembangan dapat menganggu pertumbuhan fisik dan perkembangan
aspek-aspek lainnya. Antropometri pada dewasa acap kali menilai obesitas, yang
dilakukan dengan mengukur rasio lingkar pinggang dan pinggul, tebal lipatan
kulit (lemak) sentral dan ekstrenitas, serta rasio tinggi dan berat badan dalam
indeks massa badan.<br />
<br />
Antropometri lanjut usia menilai perubahan yang normal pada menua meliputi
berkurangnya tinggi badan, tinggi duduk, dan panjang rentang tangan
Sebaliknya lingkar dada dan dalam dada bertambah pada lanjut usia<br />
<br />
Antropologi teknik/antropometri terapan (Human Engeenering) merupakan
pengukuran badan ketika manusia sedang bekerja atau (mengfungsikan badannya).
Beberapa ukuran penting dalam ukuran duduk, meliputi :<br />
<br />
1. Panjang rentang lengan ke muka dan tangan menggenggam<br />
<br />
2. Panjang lengan bawah ke muka siku fleksi tangan lepas<br />
<br />
3. panjang dari ujung posterior pantat ke lutut paling anterior diukur
horizontal,<br />
<br />
4. panjang dari panjang posterior punggung ke ujung paling anterior tangan yang
direntangkan ke depan,<br />
<br />
5. tinggi dari tepi inferior pantat ke akrmion,<br />
<br />
6. tinggi dari tepi inferior pantat ke siku ketika fleksi,<br />
<br />
7. tinggi dari tepi inferior siku fleksi ke akronium dan<br />
<br />
8. tinggi dari tepi inferior paha ke ujung posterior tumit (pternion)<br />
<br />
Contoh-contoh ukuran ini pada intinya adalah agar seseorang yang sedang duduk
bekrja harus cukup ruang disekitarnya sehingga dapat kerja dengan nyaman.<br />
<br />
Aplikasi antropometri sebagai metode bioantropologi ke dalam kedokteran menjadi
bermakna apabila disertai latar belakang teori yang adekuat dan intregatif
dengan cabang ilmu kedokteran, terutama faal, anatomi, dan biokimia. Dalam faal
aplikasinya berupa pengukuran kebugaran kardiovaskuler dan respirasi; dalam
anatomi berupa kebugaran musculo skeletal, dan dalam biokimia berupa
hemodinamaika. Penelitian integratif setidaknya pada keempat bidang ini akan
menghasilkan keluaran yang bermakna pada penilaina status gizi, obesitas,
pertumbuhan, menua, dan kebugaran jantung dan paru-paru dalam kedokteran
olahraga. Antropometri yang mula-mula dikembangkan para ahli antropologi
biologis untuk meneliti variasi biologis manusia, kini telah dengan luas
diaplikasikan ke bidang-bidang terkait.<br />
<br />
2.3 Antopometri Gizi<br />
<br />
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah
antropometri gizi. Dewasa ini dalam progam gizi masyarakat, pemantauan status
gizi anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai
status gizi. Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat
selalu menggunakan metode tersebut<br />
<br />
Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu: pertumbuhan yang
bersifat linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang
antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda.
Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau
dabn pertumbuhan massa jaringan mengambarkan status gizi yang dihubungkan pada
saat sekarang atau saat pengukuran.<br />
<br />
a. Pertumbuhan linier<br />
<br />
Bentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang.
Contohnya panjang badan, lingkar badan, dan lingkar kepala. Ukuran linear yang
rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi
dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linear yang paling sering
digunakan adalah tinggi atau panjang badan.<br />
<br />
b. Pertumbuhan Massa Jaringan<br />
<br />
Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa
jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah
kulit. Apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang
akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran
dilakukan. Ukuran massa jaringan yang paling sering digunakan adalah berat
badan.<br />
<br />
Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai
jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas
dan tebal lemak di bawah kulit.<br />
<br />
Keunggulan antropometri gizi sebagai berikut:<br />
<br />
a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang
besar.<br />
<br />
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga
yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri.
Kader gizi (Posyandu) tidak perlu seorang ahli, tetapi dengan pelatihan singkat
ia dapat melaksanakan kegiatannya secara rutin.<br />
<br />
c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat. Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar
negeri, tetapi penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti "Skin Fold
Caliper" untuk mengukur tebal lemak di bawah kulit.<br />
<br />
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.<br />
<br />
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.<br />
<br />
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk,
karena sudah ada ambang batas yang jelas.<br />
<br />
g. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode
tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.<br />
<br />
h. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan
terhadap gizi.<br />
<br />
Di samping keunggulan metode penentuan status gizi secara antropometri,
terdapat pula beberapa kelemahan.<br />
<br />
a.Tidak sensitif<br />
<br />
Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Di samping
itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe.<br />
<br />
b.Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)
dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.<br />
<br />
c.Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.<br />
<br />
d.Kesalahan ini terjadi karena:<br />
<br />
1.pengukuran<br />
<br />
2.perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan<br />
<br />
3.analisis dan asumsi yang keliru<br />
<br />
e.Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:<br />
<br />
1.latihan petugas yang tidak cukup<br />
<br />
2.kesalahan alat atau alat tidak ditera<br />
<br />
3.kesulitan pengukuran (9)<br />
<br />
2.3.1 Jenis Parameter<br />
<br />
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara
lain:<br />
<br />
Umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. Di bawah ini akan
diuraikan parameter itu.<br />
<br />
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk
mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di
bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat
dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali
terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di
samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis
obat dan makanan.<br />
<br />
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada
tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun.
Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya
tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang
kekurangan gizi.<br />
<br />
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di
lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:<br />
<br />
1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.<br />
<br />
2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.<br />
<br />
3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.<br />
<br />
4. Skalanya mudah dibaca.<br />
<br />
5. Cukup aman untuk menimbang anak balita.<br />
<br />
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk
digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.<br />
<br />
Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara lain:<br />
<br />
1. Dacin sudah dikenal umutn sampai di pelosok pedesaan.<br />
<br />
2. Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.<br />
<br />
3. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.<br />
<br />
Dacin<br />
<br />
Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila digunakan
dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka
ketelitiannya 0,25 kg. (9)<br />
<br />
3. Tinggi Badan<br />
<br />
Tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang
tulang. Namun, tinggi saja belum dapat dijadikan indikator untuk menilai status
gizi, kecuali jika digabungkan dengan indikator lain seperti usia dan berat
badan. Penggunaan tinggi, atau panjang, bukan tanpa kelemahan. Pertama, baku
acuan yang tersedia umumnya terambil dari penilaian tinggi badan subjek yang
berasal dari masyarakat berstatus gizi baik di negara maju. Kedua, defisit pertumbuhan
linier baru akan terjelma manakala defisiensi telah berlangsung lama yang
berarti tidak akan termanifestasi semasa bayi. Jika bayi terukur lebih pendek
ketimbang baku acuan, tidak berarti bayi tersebut tengah malnutrisi pascanatal,
melainkan dampak dari ukuran lahir rendah. Ketiga, secara genetik setiap orang
terlahir menurut ukuran yang tidak serupa: orang yang jika dibandingkan dengan
populasi "acuan" berukuran lebih pendek tidak langsung berarti
malnutrisi.<br />
<br />
Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua
tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding, dan
pandangan diarahkan ke depan.<br />
<br />
Gambar 2.2 Posisi Tubuh Anak pada Waktu Diukur (Sumber: Depkes Rl, 1999.
Pedoman Pemantauan Tinggi Badan Anak Baru Masuk Sekolah<br />
<br />
<br />
4. Lingkar Lengan Atas (LLA)<br />
<br />
Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk
penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat
yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah.<br />
<br />
Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi
protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LLA
digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan siapa saja.<br />
<br />
Beberapa tujuan pemeriksaan LLA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil
maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun
tujuan tersebut adalah:<br />
<br />
a. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis
wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).<br />
<br />
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK.<br />
<br />
c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak.<br />
<br />
d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS
yang menderita KEK.<br />
<br />
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita
KEK.<br />
<br />
Lingkar lengan atas diperiksa pada bagian pertengahan jarak antara olekranon
dan tonjolan akromion. Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LLA,
artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan
berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang,
gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.<br />
<br />
5. Lingkar Kepala<br />
<br />
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara
praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala
atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala
besar (Hidrosefalus) dan kepala kecil (Mikrosefalus). (1),(9)<br />
<br />
Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak.
Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, akan tetapi besar
lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun
juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi
sesuai dengan keadaan gizi.<br />
<br />
Bagan 2.2 Skema tindak lanjut pengukuran LLA<br />
<br />
<br />
6. Lingkar Dada<br />
<br />
Biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena rasio
lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini,
tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur
antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari
satu, hal ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau
kelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai
indikator dalam menentukan KEP pada anak balita.<br />
<br />
7. Jaringan Lunak<br />
<br />
Otak, hati, jantung, dan organ dalam lainnya merupakan bagian yang cukup besar
dari berat badan, tetapi relatif tidak berubah beratnya pada anak malnutrisi.
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang sangat bervariasi pada penderita
KEP. Antropometri jaringan dapat dilakukan pada kedua jaringan tersebut dalam
pengukuran status gizi di masyarakat<br />
<br />
Lemak subkutan (Sub-Cutaneous Fat)<br />
<br />
Penelitian komposisi tubuh, termasuk informasi mengenai jumlah dan distribusi
lemak subkutan, dapat dilakukan dengan bermacam metode:<br />
<br />
1. Analisis Kimia dan Fisik (melalui analisis seluruh tubuh pada autopsi).<br />
<br />
2. Ultrasonik.<br />
<br />
3. Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer)<br />
<br />
4. Radiological anthropometry (dengan mengunakan jaringan yang lunak).<br />
<br />
5. Physical anthropometry (menggunakan skin-fold calipers)<br />
<br />
Dari metode tersebut diatas, hanya antropometri fisik yang paling sering atau
praktis digunakan di lapangan. Bermacam-macam skin-fold calipers telah
ditemukan, tetapi pengalaman menunjukkan bahwa alat tersebut mempunyai standard
atau jangkauan jepitan (20-40 mm2), dengan ketelitian 0,1 mm, tekanan yang
konstan 10 gram/mm2). Jenis alat yang sering digunakan adalah Harpenden
Calipers. Alat itu memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat
penyimpangan.<br />
<br />
2.3.2 Indeks Antropometri<br />
<br />
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi
antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri.<br />
<br />
Dalam pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan
mempengaruhi interpretasi status gizi yang keliru. Masih banyak diantara pakar
yang berkecimpung dibidang gizi belum mengerti makna dari beberapa indeks
antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat
Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan
menurut Tinggi Badan (BB/TB). Perbedaan penggunaan indeks tersebut akan memberikan
gambaran prevalensi status gizi yang berbeda.<br />
<br />
Gambar 2.3 Harpenden Calipers<br />
<br />
<br />
Gambar 2.4 Teknik pengukuran lemak subkutan<br />
<br />
<br />
2.3.3 Indeks Massa Tubuh<br />
<br />
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit
tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu,
pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu
cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal.<br />
<br />
Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal
orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia
istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT mempakan
alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan
berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup
lebih panjang<br />
<br />
Tabel 2.3 Penggolongan Keadaan Gizi menurut Indeks Antropometri (Sumber:
Puslitbang Gizi. 1980. Pedoman Ringkas Cara Pengukuran Antropometri dan
Penentuan Gizi. Bogor)<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16896181562111002646noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3858551369913448307.post-37852365785541868682012-12-15T23:23:00.000+07:002012-12-15T23:23:19.309+07:00MENU SEIMBANG<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal">
Pada dasarnya masalah gizi timbul karena perilaku gizi
seseorang yang salah yaitu terjadinya ketidakseimbangan antara konsumsi gizi
dan kecukupan gizi.<br />
<br />
Konsumsi kurang akan menyebabkan gizi kurang dan konsumsi lebih akan
menyebabkan gizi lebih, dimana keadaan ini akan menyebabkan timbulnya suatu
penyakit.<br />
<br />
Selain hal itu juga, karena adanya pergeseran gaya hidup akibat pengaruh
urbanisasi, globalisasi dan industrialisasi mengakibatkan sebagian masyarakat
indonesia cenderung menyukai makanan siap santap yang kandungan gizinya tidak
seimbang yaitu mengandung lemak dan garam tinggi, tetapi kandungan seratnya
rendah.<br />
<br />
Penanggulangan masalah gizi, yaitu :<br />
<br />
* Menerapkan pedoman umum gizi seimbang (13 pesan dasra gizi
seimbang)<br />
* Gerakan nasional Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI)<br />
<br />
Susunan menu seimbang<br />
<br />
Hidangan menu seimbang harus mengandung :<br />
<br />
* Zat tenaga<br />
* Zat pembangun<br />
* Zat pengatur<br />
<br />
Yang harus dikonsumsi seseorang dalam sehari sesuai dengan kecukupan tubuhnya.
Apabila konsumsi makanan sehari-hari tidak seimbang akan menyebabkan masalah
gizi dan akan menyebabkan penyakit. Tidak ada satu pun jenis makanan yang
mengandung semua zat gizi, sehingga untuk mencapai masukan zat gizi seimbang
harus mengkonsumsi aneka ragam bahan makanan.<br />
<br />
Faktor-faktor yang mempengaruhi susunan hidangan<br />
<br />
1) Masyarakat awam, ditentukan oleh :<br />
<br />
* Kebiasaan turun temurun<br />
* Menurut kebutuhan kepuasan psikis<br />
<br />
2) Masyarakat berpendidikan dan cukup pengetahuan
tentang nilai gizi :<br />
<br />
* Mempertimbangkan kebutuhan fisiologis<br />
* Gabungan keduanya<br />
<br />
Syarat susunan hidangan<br />
<br />
* Makanan harus dapat menyediakan zat-zat gizi<br />
* Dalam jangkauan keuangan keluarga<br />
* Dapat dinikmati oleh seluruh keluarga<br />
* Suasana makan menyenangkan<br />
* Memenuhi syarat sosial budaya<br />
<br />
Kriteria keluarga sadar gizi<br />
<br />
* Senantiasa dan mampu menilai status gizi (memiliki KMS)<br />
* Mengkonsumsi 4 golongan pangan atau gizi seimbang<br />
* Menggunakan garam beriodium<br />
* Menyusui ASI eksklusif<br />
* Sarapan pagi<br />
<br />
Prinsip seimbang<br />
<br />
* Seimbang dalam kelompok bahan makanan<br />
* Sesuai kebutuhan<br />
<br />
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang<br />
<br />
* Ketersediaan bahan makanan<br />
* Pengetahuan gizi keluarga<br />
* Kondisi anggota keluarga<br />
* Keuangan<br />
<br />
13 pesan dasar gizi seimbang<br />
<br />
1. Makanlah aneka ragam makanan<br />
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi<br />
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah (1/2) dari
kebutuhan energi<br />
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat (1/4) dari
kecukupan energi<br />
5. Gunakan garam beriodium<br />
6. Makanlah makanan sumber zat besi<br />
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 6 bulan<br />
8. Biasakan sarapan pagi<br />
9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya<br />
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur<br />
11. Hindari minum-minuman beralkohol<br />
12. Makanlah makanan yang aman bgai kesehatan<br />
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas<br />
<br />
Makanlah aneka ragam makanan<br />
<br />
Tidak ada satu jenis pun makanan yang mengandung lengkap semua cat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan poduktif. Oleh
karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan, kecuali bayi
umur 0-6 bulan yang cukup sehat hanya dengan memperoleh ASI saja<br />
<br />
Makan hidangan yang beraneka ragam dapat menjamin terpenuhinya kecukupan sumber
zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi seseorang.<br />
<br />
Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi<br />
<br />
Setiap orang dianjurkan makan cukup hidangan mengandung sumber zat tenaga.
Konsumsi yang memenuhi kecukupan dapat mengakibatkan kenaikan berat badan dan
kegemukan yang akan menyebabkan gangguan kesehatan. Sebaliknya apabila konsumsi
kurang dan berlangsung lama akan menyebabkan menurunnya BB, keadaan gizi kurang
dan terhambatnya proses tumbuh kembang anak dampaknya pada saat berusia dewasa,
TB tidak mencapai ukuran normal dan akan mudah terkena penyakit.<br />
<br />
Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi<br />
<br />
Terdapat dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks (padi-padian,
umbi-umbian dan bahan makanan lain yang banyak mengandung karbohidrat seperti
sagu dan pisang) dan karbohidrat sederhana (yang tidak mengandung zat gizi
lain, seperti gula). Sekitar 50-60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat
kompleks. Apabila energi yang diperoleh melebihi 60% berasal dari karbohidrat
kompleks, maka biasanya kebutuhan kalori, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.<br />
<br />
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi<br />
<br />
Konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi. Lemak dan
minyak yang terdapat didalam makanan selain berguna untuk emningkatkan jumlah
energi, juga dapat membantu penyerapan vitamin A,D,E dan K<br />
<br />
Lemak dan minyak membuat mudah merasa kenyang, konsumsi yang berlebihan akan
mengurangi konsumsi makanan lain, akibatnya kebutuhan zat gizi lain akan
terpenuhi. Dianjurkan konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari tidak
lebih dari 25% dar kebutuhan energi.<br />
<br />
Gunakan garam beriodium<br />
<br />
Garam beryodium yang dikonsumsi setiap hari bermanfaat untuk mencegah timbulnya
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat menghambat perkembangan
tingkat kecerdasan anak, penyakit gondok, dan kretin. Garam mengandung natrium,
konsumsi yang berlebihan dapat memicu timbulnya penyakit darah tinggi. Hindari
konsumsi garam berlebihan, dianjurkan mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6
gram atau satu sendok teh setiap harinya<br />
<br />
Makanlah makanan sumber zat besi<br />
<br />
Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat
menimbulkan pentakit “Anemia gizi”. Anemia gizi dapat diderita oleh semua golongan
umur, terutama ibu hamil, anak balita, anak sekolah dan tenaga kerja wanita.<br />
<br />
Bahan makanan sumber zat besi antara lain adalah semua sayuran berwarna hijau,
kacang-kacangan, hati, telur dan daging.<br />
<br />
Khusus bagi ibu hamil yang menderita anemia gizi diharuskan untuk mengkonsumsi
tablet tambah darah sesuai dengan anjuran<br />
<br />
Berikan ASI saja kepada bayi smapai umur 6 bulan<br />
<br />
Asi mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dan menjadi sehat
sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan ASI saja tidak cukup lagi untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi, oleh karena itu bayi perlu mendapat makanan
pendamping (MP-ASI) secara bertahap dan sesuai pertambahan umur. Pemberian ASI
tetap dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan.<br />
<br />
Biasakan sarapan pagi<br />
<br />
Makan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa makan pagi
dapat memelihara ketahanan fisik dan daya tahan saat bekerja juga meningkatkan
produktivitas kerjanya. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat memudahkan
konsentrasi belajar. Jenis hidangan makan pagi dapat dipilih dan disesuaikan
dengan keadaan.<br />
<br />
Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya<br />
<br />
Air minum harus bersih dan bebas kuman, oleh karena itu terlebih dahulu harus
dididihkan. Cairan yang dikonsumsi sekurang-kurangnya dua liter atau setara
dengan 8 gelas setiap harinya. Dengan mengkonsumsi cukup cairan, dapat
terhindar dari dehidrasi, serta dapat menurunkan resiko menderita penyakit batu
ginjal.<br />
<br />
Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur<br />
<br />
Kegiatan fisik dan olah raga secara teratur yang cukup takarannya, dapat
membantu mempertahankan derajat kesehatan yang optimal. Kegaitan fisik dan olah
raga yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi, dapat mengakibatkan BB
lebih atau kurang. Untuk mempertahankan BB normal upayakan agar kegiatan fisik
dan olah raga selalu seimbang dengan asupan energi.<br />
<br />
Hindari minum-minuman beralkohol<br />
<br />
Minum-minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan, mabuk dan tidak mampu
mengendalikan diri. selin itu, minum-minuman beralkohol secara berlebihan dapat
menimbulkan penyakit seperti penyakit hati dan lain-lain.<br />
<br />
Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan<br />
<br />
Makanan yang aman adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung
mikroorganisme atau bekteri, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, telah
diolah dengan tata cara yang benar, serta tidak bertentangan dengan keyakinan
masyarakat baik secara agama maupun adat.<br />
<br />
Bacalah label pada makanan yang dikemas<br />
<br />
Peraturan perundang-undangan menetapkan, bahwa setiap produk makanan yang
dikemas harus mencantumkan keterangan pada label mengenai bahan-bahan yang
digunakan, komposisi zat gizinya, tanggal kadaluarsa dan keterangan penting
lainnya sebagai informasi.<br />
<br />
Tips pintar mengkonsumsi makanan<br />
<br />
* Konsumsi makanan utama 3x sehari, jangan menghindari
sarapan pagi<br />
* Perbanyak makan buah dan sayur<br />
* Kurangi makan daging, ganti dengan ikan atau daging unggas<br />
* Konsumsi beberapa kali makanan ringan diantara waktu
makan, pilih makanan ringan rendah lemak, misalnya buah atau sayuran.<br />
* Jangan makan secara tergesa-gesa, sehingga makanan yang
masuk menjadi lebih sedikit dan makanan dapat lebih dinikmati<br />
* Minum air putih minimal 6-8 gelas perhari. Segelas air
putih sebelum makan dapat membuat merasa kenyang.<br />
* Awali makan dengan mengkonsumsi sup bening yang panas atau
salad rendah lemak<br />
* Kurangi penggunaan margarin, krim dan saus<br />
* Jaga porsi makanan, jangan cepat-cepat menambah porsi
karena otak membutuhkan waktu untuk mengirimkan sinyal kenyang<br />
* Bersihkan meja setelah selesai makan untuk menghindari
keinginan mengambil makanan lagi.<br />
<br />
Tips pintar beraktivitas<br />
<br />
* Lakukan olah raga secara teratur<br />
* Mulailah dengan yang sederhana dan lakukan perlahan-lahan,
kemudian tingkatkan intensitasnya secara bertahap. Misalnya mulai dengan jalan
cepat 10-15 menit perhari lalu tingkatkan menjadi 30-40 menit per hari selama
3-5 hari perminggu.<br />
* Untuk tetap termotivasi lakukan olah raga bersama teman
atau keluarga<br />
* Jangan duduk terus menerus, bergerak atau berjalan
beberapa menit setiap ½ jam<br />
* Perbanyak bergerak dalam beraktivitas sehari-hari seperti
dengan menggunakan tangga, parkir kendaraan atau turun dari bis sedikit lebih
jauh dari tempat kerja, kurangi penggunaan remote kontrol saat menonton
televisi dan lain-lain.<o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16896181562111002646noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3858551369913448307.post-52868260015262785572012-12-14T21:58:00.001+07:002012-12-14T22:06:20.293+07:00Lahirnya wangoner ke dunia maya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="color: #2c2c2c; font-family: arial; font-size: x-small;"><span style="line-height: 20.75px;">Hello dunia,,</span></span><br />
<div>
<span style="color: #2c2c2c; font-family: arial; font-size: x-small;"><span style="line-height: 20.75px;"><br />
</span></span></div>
<div>
<span style="color: #2c2c2c; font-family: arial; font-size: x-small;"><span style="line-height: 20.75px;">wangoner super sekarang hadir di internet.</span></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16896181562111002646noreply@blogger.com1